Belajar Jantung Sehat Dari Orang-orang Hunza
Saat ini,
penyakit jantung semakin banyak diderita orang usia muda. Tak heran, jika
belakangan, penyakit ini menjadi sangat ditakuti. Serangannya yang tiba-tiba,
bisa menyebabkan penderitanya meninggal secara mendadak, terutama untuk mereka
yang tidak paham bagaimana pertolongan pertama untuk penderita serangan
jantung. Ini tentu menjadi ancaman kesehatan serius karena merupakan penyakit
yang paling mematikan di dunia. Bahkan kini angka kematian dini akibat jantung
terus meningkat setiap tahun. (viva.co.id, 15 September 2016).
Gaya hidup
sehat adalah salah satu paradoks
dalam kehidupan dunia yang serba
modern. Teknologi informasi yang melaju dengan kencang tak serta merta diikuti
dengan kemajuan di dunia kesehatan. Teknologi kesehatan berkembang pesat baik
yang modern maupun tradisional. Namun gaya hidup sehat belum menjadi budaya
masyarakat termasuk di kalangan generasi muda.
Husen Al
Bajri (2008) dalam buku yang berjudul “Tubuh
Anda Adalah Dokter yang Terbaik” mengungkapkan bahwa satu hal yang harus
disadari bahwa sehat tidak akan pernah bisa dicapai dengan hanya bergantung
pada dokter dan obat. Sehat hanya bisa dicapai dengan memperlakukan tubuh lebih
bijaksana, dengan mempertimbangkan keseimbangan norma-norma tubuh secara
menyeluruh baik keseimbangan fisik, mental, emosional maupun spiritual. Selain
itu, perlu disadari bahwa setiap makanan dan minuman yang masuk ke tubuh kita
akan menentukan masa depan tubuh kita. Karena itu, berhati-hatilah dalam
memilihnya.
Orang-orang
Hunza yang tinggal di lereng pegunungan Himalaya dikenal jarang sakit dan
berumur panjang. Rata-rata usianya mencapai 120 – 140 tahun. Penelitian para
ahli menemukan bahwa rahasia panjang umur dan tetap sehat mereka ada pada pola
hidup dan pola makan. Mereka terbiasa menjadikan buah-buahan segar, buah-buahan
kering dan sayuran sebagai bagian dari menu makan utamanya. Mereka jarang makan
makanan yang diolah atau dimasak, mereka hanya sedikit sekali makan daging dan
makan makanan berlemak.
Tempat
tinggal mereka dipenuhi dengan udara segar pegunungan yang bebas polusi dengan
sumber mata air yang jernih keluar dari bebatuan yang dapat langsung diminum
tanpa dimasak. Mereka jarang terkena penyakit degeneratif dan penyakit
berbahaya. Mereka hampir tidak ada yang terkena penyakit pola hidup modern yang
melanda dunia saat ini. Seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes,
gagal ginjal, liver, paru-paru, dan kanker.
Pada usia 85 –
100 tahun mereka masih biasa bekerja di lading dan masih memiliki gigi yang
lengkap, tulang yang kokoh dan kulit yang sehat. Bahkan pada usia tersebut
mereka masih aktif berolah raga. Dari mana mereka memperoleh kalsium ?
Rahasianya, sebagaian besar kalsium diperoleh dari sayuran hijau segar yang
menjadi makanan rutinnya, bukan dari tambahan
yang sulit diperoleh tubuh, seperti yang banyak dijual di pasaran. Sayuran
yang mereka konsumsi banyak mengandung precursor vitamin A tinggi dan karoten,
yang membantu mengontrol kalsium dalam tubuh dan mengandung jumlah kalsium yang
cukup banyak.
Hari ini manusia
modern banyak bergantung pada pola makan supermarket yang serba instan dengan
berbagai toksin pengawet, pewarna dan perasa makanan di dalamnya yang enak di
lidah”tetapi tidak enak di perut karena rendah gizi atau sering disebut dengan “foodless
food”. Pada umumnya orang Hunza meninggal bukan karena sakit melainkan karena
penyakit tua alami.
Belajar dari
pola hidup orang Hunza ini kita bisa melakukan langkah agar jantung tetap
sehat. Pertama, melakukan aktivitas lebih banyak. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa mereka yang menghabiskan lebih dari 2.000 kalori untuk
seluruh aktivitasnya dalam satu minggu, setara dengan lari sejauh kurang lebih
32 km, ini dapat meningkatkan angka harapan hidup menjadi dua tahun lebih
panjang dan mengurangi resiko serangan jantung.
Kedua,
lebih sering berolah raga. Michael Kidd dan Leanne Rowe (2007) dalam buku yang
berjudul Save Your Live membagi olah
raga menjadi dua klasifikasi yaitu olah raga intensitas sedang dan tinggi.Olah
raga intensitas sedang akan membuat Anda sedikit berkeringat dan mengalami
peningkatan laju pernapasan dan denyut jantung walaupun sedikit, efeknya cukup
nyata.
Olahraga dengan intensitas tinggi memberikan
tambahan manfaat bagi kesehatan jantung jika dilakukan selama minimal 30 menit
sehari, tiga hingga empat kali seminggu. Durasi olah raga lebih penting
daripada intensitas. Hati-hati dalam olah-raga permainan. Jangan memforsir diri karena bisa memicu serangan
jantung
Ketiga,
mengurangi perilaku beresiko. Kebiasaan buruk seperti merokok dapat
meningkatkan resiko serangan jantung. Kandungan nikotin pada rokok dapat memicu
penyakit kardiovaskuler. Nikotin dapat merangsang produksi adrenalin dalam
tubuh yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah
meningkat. Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan jumlah perokok
terbanyak dan angka kematian penyakit kardiovaskular tertinggi.
Keempat,
menjaga pola makan seperti yang dilakukan orang-orang Hunza tadi.
Kelima,
menghindari stress. Henry Link, seorang psikolog AS dalam sebuah bukunya yang
berjudul "Kembali kepada Iman" menulis, "Setelah melakukan
penelitian panjang terhadap kondisi psikologis para buruh, saya menyimpulkan
bahwa orang-orang yang beragama dan orang-orang yang rajin mendatangi
rumah-rumah ibadah, memiliki kepribadian yang lebih kuat. Mereka lebih baik
daripada orang-orang yang tidak beragama atau orang-orang yang tidak rajin
mendatangi rumah peribadatan."
Keenam,
istirahat yang cukup. Tubuh sebaiknya memang tidak terlalu diforsir untuk
bekerja terus menerus, karena tubuh pun perlu beristirahat. Kondisi tubuh yang
terlalu lelah atau kecapekan bisa memicu terjadinya serangan jantung.
0 Response to "Belajar Jantung Sehat Dari Orang-orang Hunza"
Posting Komentar