Belajar Falsafah Hidup dari #BatikIndonesia Untuk Dunia !


Oleh : Romi Febriyanto Saputro

 Presiden Joko Widodo disambut CEO Google Pichai Sundarajan (kanan) saat berkunjung ke Googleplex di Silicon Valley, California, Amerika Serikat, 17 Feb. 2016. (KBRI Washington)
 Sumber gambar : beritasatu.com


Menurut situs resmi Kementerian Perindustrian RI, nilai ekspor batik Indonesia sepanjang tahun 2015 lalu telah menembus angka 3,1 miliar dollar AS atau mencapai hampir Rp 41 triliun. Angka ini merupakan kenaikan 6,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun pasar ekspor utama batik Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, Eropa dan terus meluas. Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, pertumbuhan itu tidak terlepas dari adanya pengakuan UNESCO yang mengukuhkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity asal Indonesia, pada 2 Oktober 2009 lalu.

Related Posts:

Belajar Jantung Sehat Dari Orang-orang Hunza




Saat ini, penyakit jantung semakin banyak diderita orang usia muda. Tak heran, jika belakangan, penyakit ini menjadi sangat ditakuti. Serangannya yang tiba-tiba, bisa menyebabkan penderitanya meninggal secara mendadak, terutama untuk mereka yang tidak paham bagaimana pertolongan pertama untuk penderita serangan jantung. Ini tentu menjadi ancaman kesehatan serius karena merupakan penyakit yang paling mematikan di dunia. Bahkan kini angka kematian dini akibat jantung terus meningkat setiap tahun. (viva.co.id, 15 September 2016).
Gaya hidup sehat adalah salah satu paradoks  dalam  kehidupan dunia yang serba modern. Teknologi informasi yang melaju dengan kencang tak serta merta diikuti dengan kemajuan di dunia kesehatan. Teknologi kesehatan berkembang pesat baik yang modern maupun tradisional. Namun gaya hidup sehat belum menjadi budaya masyarakat termasuk di kalangan generasi muda. 

Related Posts:

Agar Budaya Teknologi Hadir Di Sini !


Peringkat daya saing Indonesia mengalami penurunan. Berdasarkan laporan International Institute for Management Development (IMD) 2016, peringkat daya saing Indonesia turun enam peringkat dari peringkat ke-42 menjadi ke-48 dari 61 negara.  Direktur IMD Competitiveness Center Profesor Arturo Bris mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang mengalami penurunan signifikan. "Taiwan, Malaysia, Korea Selatan, turun signifikan dari posisi tahun 2015. 
Di level Asia Tenggara, peringkat Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Singapura menempati peringkat empat atau turun satu peringkat, Malaysia turun lima peringkat ke posisi 19, Thailand naik dua peringkat ke posisi 28, sedangkan Filipina turun satu peringkat ke posisi 42.

Related Posts: