Meluruskan Salah Kaprah Menilai Buku !
Oleh Romi Febriyanto Saputro
Artikel ini telah dimuat di Majalah Buletin Pustakawan, Edisi Pertama Januari - Juni 2012
Buku
pengayaan mata pelajaran Bahasa Indonesia membuat resah sejumlah guru sekolah
dasar (SD) di Kebumen, Jawa Tengah. Sebab, bagian buku itu dinilai mengumbar
kisah cinta dan trik berhubungan intim. Buku kontroversial itu, seperti dikutip
Metronews.com (Jumat, 1 Juni 2012), berjudul Ada Duka di Wibeng, Tambelo Kembalinya Si Burung Camar dan Tidak Hilang
Sebuah Nama. Di kalimat dalam salah satu buku itu dinilai tak mendidik
karena menuliskan “berciuman” saat berpacaran itu “biasa.