PerpuSeru Untuk Rakyat !


                                             Oleh : Romi Febriyanto Saputro*
                                    Artikel ini telah dimuat di Harian Joglosemar, 24 April 2012
Tanggal 23 April 2012,  masyarakat dunia dari berbagai negara memperingati Hari Buku Sedunia sebagai bentuk penghormatan terhadap manfaat buku. Buku yang berisi aneka informasi dan pengetahuan sesungguhnya merupakan alat untuk memberdayakan masyarakat.
            Pemberdayaan masyarakat berbasis buku merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Buku adalah inventasi masa depan yang bersifat non-material yang berguna untuk mewujudkan masyarakat yang melek informasi. Buku sesungguhnya merupakan software atau perangkat lunak untuk memberdayakan masyarakat. Perangkat lunak yang selama ini terlupakan dalam program pemberdayaan masyarakat
Untuk memberdayakan masyarakat dengan buku, Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen telah melibatkan diri dalam program perpuseru. Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen  terpilih menjadi mitra program PerpuSeru bersama 35 perpustakaan lainnya di Indonesia antara lain Perpustakaan Umum Kabupaten Wonosobo, Jepara, dan Sukabumi berdasarkan Surat Keputusan PerpuSeru Nomor: 001/PerpuSeru/PMU/I/2012, Tanggal 19 Januari 2012.
 Program PerpuSeru diselenggarakan dalam rangka membantu mengembangkan perpustakaan umum menjadi pusat belajar masyarakat, termasuk diantaranya memiliki kemampuan untuk memberdayakan perempuan, remaja, dan wirausaha.
PerpuSeru dicanangkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2011  dengan disaksikan langsung oleh Perpustakaan Nasional RI dan Kementrian Dalam Negeri  RI. PerpuSeru adalah program yang didukung oleh Coca-Cola Foundation Indonesia serta Bill dan Melinda Gates Foundation yang bertujuan membantu mengembangkan perpustakaan umum  menjadi pusat belajar masyarakat, termasuk diantaranya memiliki kemampuan untuk memberdayakan perempuan, remaja dan wirausaha.
Program PerpuSeru  percaya bahwa dengan meningkatnya akses masyarakat  terhadap informasi maka  akan berdampak pada peningkatan masa depan mereka. Perpustakaan diyakini sebagai salah satu tempat terbaik untuk memberdayakan remaja, perempuan dan wirausaha dari berbagai latar belakang yang berbeda serta bisa menjadi jembatan masa depan mereka yang lebih cemerlang.
Perpustakaan umum yang terpilih dalam program ini akan bekerjasama dengan Program PerpuSeru  dalam hal  meningkatkan kapasitas perpustakaan terutama dalam hal pelayanan, peningkatan fasilitas (termasuk peningkatan akses internet), pengembangan jejaring serta penggalangan dukungan dari komunitas secara berkelanjutan.
Kata “seru” menurut Kamus Bahasa Indonesia berarti teriak memanggil untuk menarik perhatian. Seru juga berarti mendengung-dengungkan dan menggembar-gemborkan sesuatu untuk menarik perhatian.Selain itu, juga berarti mengabarkan dengan suara nyaring.
Membuat perpustakaan menjadi seru berarti berusaha mendengung-dengungkan dan menggembar-gemborkan layanan perpustakaan dengan suara nyaring agar menarik perhatian masyarakat. agar Sehingga mereka mau mengunjungi perpustakaan dengan penuh kesadaran diri dalam menikmati aneka sajian ilmu pengetahuan dari perpustakaan.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghebohkan perpustakaan. Pertama, menjadikan perpustakaan sebagai pusat kegiatan komunitas. Perpustakaan mesti menjadi fasilitator kegiatan komunitas blogger, komunitas penulis, komunitas remaja, dan komunitas kebudayaan. Acara bedah buku, pelatihan menulis, dan pelatihan ketrampilan dapat dipusatkan di perpustakaan.
Jika perpustakaan sudah menjelma menjadi pusat kegiatan komunitas maka pada titik ekstrim perpustakaan akan mengalami metamorphosis menjadi pusat pemberdayaan masyarakat. Agar dapat memberdayakan masyarakat, perpustakaan harus membuka diri terhadap masyarakat tidak sebatas jam kerja PNS saja melainkan harus memberi jam layanan tambahan.
Di Sragen, perpustakaan umum melayani masyarakat sampai jam 08.00 malam. Perpustakaan dilengkapi dengan layanan free hotspot area yang mampu menarik perhatian pelajar dan mahasiswa untuk berlama-lama di perpustakaan. Perpustakaan juga melengkapi diri dengan layanan internet gratis bagi pengunjung yang tidak membawa laptop.
Kedua, membuka layanan khusus anak. Sejak tahun 2010, Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen telah membuka layanan khusus anak. Perpustakaan bekerjasama dengan TK dan PAUD se-Kabupaten Sragen menghadirkan anak-anak di layanan khusus anak untuk dikenalkan dengan dunia buku sejak dini.
Di sini anak-anak akan memperoleh aneka macam layanan yang cukup seru ! Seperti : layanan seni musik, layanan mendongeng, layanan pemutaran film edukatif, dan layanan permainan edukatif.
Bernyanyi dilakukan dalam rangka  menumbuhkan antusiasme anak-anak. Membangkitkan gairah, kegembiraan, dan semangat anak-anak dalam mengunjungi sebuah perpustakaan. Gairah yang membara akan memudahkan anak-anak kita dalam menyerap ilmu di perpustakaan.
Mendongeng akan mendorong anak untuk belajar pada pengalaman-pengalaman sang tokoh dalam dongeng tersebut, setelah itu memilah mana yang dapat dijadikan panutan olehnya sehingga membentuknya menjadi moralitas yang dipegang sampai dewasa
Alat Permainan Edukatif memiliki manfaat yang cukup besar bagi perkembangan anak. Antara lain melatih kemampuan motorik. Stimulasi untuk motorik halus diperoleh saat anak menjumput mainannya, mera ba, memegang dengan kelima jarinya, dan sebagainya. Sedangkan rangsangan motorik kasar didapat anak saat menggerak-gerakkan mainannya, melempar, mengangkat, dan sebagainya.
Ketiga, mendirikan radio perpustakaan. Kalau untuk membudayakan musik dangdut saja sebuah stasiun televisi swasta rela mendirikan radio dangdut yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia, mengapa untuk membudayakan minat baca dan literasi tidak ditempuh cara yang sama.
Meskipun telah terjadi revolusi teknologi informasi, radio tetap memiliki pangsa pasar yang cukup besar. Buktinya, radio online/streaming kini kian menjamur di dunia maya. Program acara dalam radio ini dirancang untuk membudayakan literasi di masyarakat. Acara bedah buku on air, info buku baru, info penulisan, info sains dan teknologi, jumpa penulis buku, serta info dunia sastra merupakan menu utama. Selain itu, menu harian seperti musik harus tetap ada sebagai pemanis acara dalam dosis tepat.
Keempat, mengubah karakter pustakawan dari hening menjadi seru. Pustakawan harus aktif berkomunikasi dengan pengunjung perpustakaan baik diminta maupun tidak. Pustakawan bukan sekedar menjadi penjaga buku melainkan menjadi pelayan ilmu pengetahuan bagi masyarakat. Menjadi pendidik, ilmuwan dan sekaligus pelayan informasi bagi masyarakat.
Untuk membuat perpustakaan umum menjadi seru tentu sangat memerlukan dukungan dari Pemerintah Kabupaten/Kota yang ironisnya sampai sekarang terlalu hening dalam menyambut program perpustakaan. Seolah mereka khawatir jika rakyat menjadi cerdas dan pintar !
*Romi Febriyanto Saputro, S.IP adalah Kasi Pembinaan, Penelitian dan Pengembangan Perpustakaan (Binalitbang) di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen.

Related Posts:

0 Response to "PerpuSeru Untuk Rakyat !"