Presiden Bervisi Perpustakaan !


 Oleh : Romi Febriyanto Saputro
Artikel ini terpilih sebagai "The Best Article" dalam Bisnis Indonesia Writing Contest : Ekspresikan Idemu Untuk Indonesia 2014

Tahun 2014 ini Bangsa Indonesia memiliki hajatan besar berupa Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014 dan Pemilu Presiden tanggal 9 Juli 2014.  Sebagai insan yang bekerja di dunia perpustakaan, penulis sangat berharap pemilu membawa berkah pada dunia perpustakaan di tanah air. Semoga dalam pemilu nanti lahirlah sosok seorang presiden yang memiliki visi untuk membangun dunia perpustakaan yang baik di negeri tercinta ini.


            Visi perpustakaan seorang presiden sangat penting untuk membangun Indonesia. Hal ini mengingat perpustakaan merupakan aktor utama untuk membangun budaya membaca rakyat Indonesia. Perpustakaan bukan sekedar kumpulan buku yang berjajar dengan rapi dalam sebuah rak buku. Perpustakaan adalah pemicu untuk menumbuhkan naluri membaca dan memburu informasi masyarakat Indonesia agar bisa berdiri sejajar dengan bangsa lain.
Minat baca masyarakat Indonesia terbilang sangat rendah, karena indeks membaca kita hanya 0,001. Artinya dari seribu penduduk hanya 1 orang yang punya minat baca tinggi. Bandingkan dengan indeks minat baca di Singapura yang mencapai 0,45 yang artinya dari seratus penduduk ada 45 orang yang memiki minat baca buku .
International Education Achievement (IEA) meneliti kualitas membaca anak-anak pada 31 negara yang terbesar di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Hasil survey tersebut menunjukan bahwa kualitas membaca anak-anak Indonesia menduduki urutan ke 29 dari 31 Negara yang diteliti.
Budaya membaca yang masih rendah di negeri ini tidak semata-mata disebabkan rakyat tidak mau membaca melainkan rakyat masih kesulitan untuk mengakses buku-buku yang bemutu. Jika kita mengukur budaya membaca di tanah Papua yang rakyatnya tidak bisa mengakses buku bermutu, pasti akan melahirkan indeks budaya membaca yang rendah. Jadi, kuncinya ada pada keseriusan pemerintah untuk menyediakan buku gratis kepada rakyat melalui perpustakaan.
Presiden RI dari masa ke masa selalu memiliki budaya membaca yang tinggi. Soekarno sangat terkenal suka bergelut dengan ribuan lembar buku. Bahkan disetiap tempat pembuangannya, Soekarno selalu meninggalkan jejak ribuan buku yang menjadi teman setia dalam masa pengasingan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga terkenal sangat suka membaca buku. Bahkan beliau termasuk suka menulis buku. Terakhir beliau menerbitkan buku dengan judul “Selalu Ada Pilihan”.  Demikian pula dengan Soeharto, Habibi, Gus Dur, dan Megawati. Semua adalah pecinta buku. Ironisnya, para pecinta buku ini belum melahirkan kebijakan yang sistematis dalam membangun budaya baca di negeri ini. Kebijakan di bidang perpustakaan baru dilaksanakan secara parsial sehingga belum menyentuh akar permasalahan yang sebenarnya.
Presiden bervisi perpustakaan akan melakukan revolusi membangun dunia perpustakaan dengan membangun infrastruktur perpustakaan yang memadai. Perpustakaan tidak boleh dipandang sebelah mata dengan menjadikannya sekedar unsur penunjang bidang pembangunan yang lain.  Perpustakaan termasuk unsur utama untuk membangun negeri ini agar budaya membaca tumbuh sumbur di negeri zamrud khatulistiwa ini.
Presiden harus mendirikan gedung perpustakaan yang representatif di setiap desa/kelurahan, sekolah, kecamatan, dan kabupaten/kota. Keberadaan gedung ini merupakan bukti keseriusan pemerintah untuk membangun budaya baca masyarakat. Undang-undang perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 telah memberikan amanah bahwa mendirikan perpustakaan desa, sekolah, dan kecamatan merupakan urusan wajib pemerintah.
Saat ini setiap tahun pemerintah pusat dan provinsi memang sudah memberikan bantuan buku sebanyak seribu eksemplar kepada perpustakaan desa. Namun pemerintah lupa atau pura-pura lupa untuk membangun gedung perpustakaan desa. Mungkin karena dampak perpustakaan desa bersifat abstrak dan baru bisa dirasakan puluhan tahun lagi, pemerintah kurang tertarik untuk melakukan hal ini.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan peluang untuk memajukan perpustakaan desa. Dalam undang-undang ini, perpustakaan desa merupakan salah satu kewenangan lokal berskala desa.
 Kewenangan lokal berskala desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau yang muncul karena perkembangan desa dan prakasa masyarakat desa, antara lain tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian umum, saluran irigasi, sanitasi lingkungan, pos pelayanan terpadu, sanggar seni dan belajar, serta perpustakaan desa, embung desa, dan jalan desa.
Membangun bidang perpustakaan tentu tak cukup hanya menjadi retorika seorang presiden ketika mencanangkan aneka macam gerakan membaca nasional. Gerakan ini harus diikuti dengan langkah nyata memberikan status kelembagaan yang terhormat kepada perpustakaan. Mulai kementerian perpustakaan di tingkat pusat sampai UPT perpustakaan di tingkat kecamatan. UPT Perpustakaan Kecamatan bertugas untuk mengkoordinasikan kerja perpustakaan desa dan perpustakaan sekolah yang ada di wilayahnya.
Untuk mendukung kinerja perpustakaan, presiden perlu memberikan sumber daya manusia yang jelas kepada perpustakaan kecamatan, perpustakaan desa, dan perpustakaan sekolah. Sumber daya manusia ini adalah para pustakawan yang memang digaji resmi oleh negara untuk tugas mulia budidaya membaca di kecamatan, desa, dan sekolah. Saat ini, perpustakaan desa dan sekolah hanya diurus oleh para relawan yang baru mendapat gaji berupa pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Negara seolah-olah lepas tangan terhadap kejadian  memilukan seperti ini.
Semoga calon presiden yang nanti terpilih menjadi Presiden RI membaca tulisan ini. Agar perpustakaan menjadi bidang pembangunan yang jelas seperti bidang lainnya. Jelas gedungnya, jelas bukunya, jelas anggarannya, jelas sumber daya manusianya, dan jelas kehormatan lembaganya. Inilah senjata utama untuk mendongkrak budaya membaca di negeri ini yang ironisnya selalu dilupakan oleh presiden-presiden terdahulu.

Related Posts:

0 Response to "Presiden Bervisi Perpustakaan !"