Susu Generik Untuk Rakyat!
-->
Oleh
: Romi Febriyanto Saputro*
Artikel
ini telah dimuat di Harian Joglosemar, 19 Juni 2012
Tingkat Konsumsi
susu masyarakat Indonesia terendah dari negara Asia lainnya. Dengan hanya
mencapai 11,09 liter per kapita per tahun dimana Malaysia dan Filipina mencapai
22,1 liter, Thailand 33,7 iter, Vietnam 12,1 liter dan India sebesar 42,08
liter kapita/tahun. "Konsumsi kita memang terendah dari Asia lainnya,
apalagi dibanding Eropa kita jauh," ujar Wakil Menteri Pertanian Rusman
Heriawan dalam Press Conference HSN di Jakarta (Republika, 28 Mei 2012)
Padahal
negara-negara lain sudah diatas 20 liter per kapita per tahun. Secara
hitung-hitungan, rakyat Indonesia hanya minum susu setetes sehari. Selama ini masyarakat Indonesia masih menganggap susu merupakan minuman mahal
(luxury good). Terlihat bagaimana konsumsi susu dalam negeri masih sangat
rendah. Konsumsi susu, baik susu segar, bubuk dan kental manis secara
total hanya 11 liter per kapita per tahun.
Konsumsi
susu di Malaysia dan Filipina mencapai 22 liter per kapita per
tahun, bahkan Thailand 33 liter per kapita per tahun dan India 42 liter
per kapita per tahun. Sedangkan Vietnam sedikit di atas Indonesia yakni
12 liter per kapita per tahun. Sedangkan Eropa sampai 100 liter per
kapita per tahun.
Dahulu
ketika masih duduk di bangku sekolah, kita mendapatkan ilmu yang sangat
berharga tentang pola makan yang sehat. Ilmu itu adalah 4 sehat 5 sempurna.
Empat sehat terdiri dari makanan pokok, lauk – pauk, sayur-mayur, dan buah.
Lima sempurna dengan minum susu! Di negeri ini, ilmu ini ternyata lebih mudah
dan menyenangkan untuk dinyanyikan daripada dilaksanakan. Ternyata, konsumsi
susu rakyat Indonesia masih sangat rendah !
Persepsi susu sejak dulu memang masih
identik dengan minuman kalangan elit. Sejak zaman penjajahan hingga setelah
kemerdekaan Indonesia, susu ditempatkan pada posisi terakhir karena waktu itu
keadaannya sangat sulit sekali untuk mendapatkan makanan layak, apalagi minum
susu. Namun realitas itu, kini masih berurat berakar di masyarakat.
Padahal
minum susu sudah menjadi tradisi masyarakat dunia. Bahkan tanggal
1 Juni telah ditetapkan FAO sebagai Hari Susu Sedunia. Awalnya FAO, Badan Pangan dan Pertanian PBB
diminta untuk menentukan tanggal spesifik untuk merayakan hari Susu Sedunia.
Dalam satu dekade, banyak negara telah melakukan perayaan hari Susu Sedunia
umumnya pada akhir Mei hingga awal Juni.
Cina
yang meminta awal Juni mengingat di bulan Mei mereka telah punya banyak waktu
libur. Didukung beberapa negara lain, akhirnya 1 Juni sering ditetapkan sebagai
hari Susu Sedunia. Dalam perayaannya, tiap negara biasanya menyesuaikan dengan
alokasi waktu satu minggu sebelum dan sesudah tanggal 1 Juni.
Hari
Susu Sedunia mencerminkan arti penting minum susu bagi masyarakat dunia. Menurut
Dr.Samuel Oentoro (2011), untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari,
semestinya masyarakat Indonesia mengkonsumsi beraneka ragam jenis makanan.
Tubuh manusia memerlukan konsumsi nutrisi yang tepat yang terdiri dari air dan
berbagai sumber macam nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan kalsium.
Salah
satu cara memenuhi kebutuhan nutrisi nutrisi tersebut adalah dengan mengkonsmsi
susu. Susu merupakan sumber nutrisi yang terbaik bagi kesehatan tubuh manusia,
mengingat kandungan susu memenuhi kebutuhan akan Karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral termasuk kalsium didalamnya.
Sebuah
studi yang dilakukan oleh Nielsen, konsumsi susu di Indonesia merupakan yang
terendah dengan 11.7 liter per kapita per tahun pada 2010 dibandingkan dengan negara-negara
lain di Asia Tenggara seperti Malaysia sebesar 30 liter dan Vietnam 12 Liter.
Hasil
studi tersebut seakan menegaskan Data Riset Kesehatan Masyarakat di 2010 yang
menyatakan bahwa kekurangan energi yang berasal dari protein merupakan masalah nutrisi
yang dialami oleh hampir semua kelompok usia keluarga Indonesia, terutama usia
sekolah (6-12 tahun), pra-remaja (13-15 tahun), remaja (16-18 tahun) dan ibu
hamil. Kekurangan nutrisi ini bisa menjadi pemicu rendahnya kualitas kesehatan
masyarakat Indonesia. Pada titik ekstrim ini bisa berpengaruh pada kualitas
sumber daya manusia Indonesia.
Konsumsi
susu yang rendah disebabkan oleh pemahaman yang salah kaprah tentang susu. Bagi
masyarakat kita, konsumsi susu hanya penting hanya ketika usia bayi. Padahal
bayi cukup diberi ASI (Air Susu Ibu) bukan susu formula. Ketika anak
meninggalkan usia balita, orang tua menganggap waktu untuk minum susu telah
usai.
Rendahnya
konsumsi susu juga disebabkan harga susu yang mahal. Ketika krisis ekonomi
1998, terjadi lonjakan harga susu yang cukup besar. Bahkan beberapa televisi
swasta memberitakan banyak keluarga miskin yang memberikan tajin sebagai
pengganti susu buat anak-anak meraka. Hal ini terpaksa dilakukan karena
penghasilan keluarga miskin ini tak mampu menjangkau mahalnya harga susu.
Rendahnya
produksi susu dalam negeri juga turut andil terhadap harga mahal susu. Dari
sensus ternak tahun 2011 populasi susu perah di Indonesia hanya 597.000 ekor
dan produksi susu hanya 900 ribu ton per tahun. Berarti produksi susu di
Indonesia hanya sekitar 26 persen dari total kebutuhan susu di Indonesia,
sehingga sekitar 74 persen kebutuhan susu di Indonesia masih impor.
Selama ini daerah yang potensial
mengembangkan sapi perah hanya di Jawa yakni Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa
Tengah dan DIY karena sangat tergantung dengan industri pengolahan susu. Hal
ini tentu sangat memprihatinkan ! Pemerintah ternyata lalai dalam mengembangkan
peternakan sapi perah di Indonesia. Padahal di luar Jawa masih tersedia lahan
yang sangat luas untuk peternakan sapi perah. Di masa depan pemerintah perlu
mengembangkan megaproyek sapi perah di luar Jawa guna meningkatkan produksi
susu di tanah air.
Harga susu yang mahal merupakan kealpaan
pemerintah untuk menyediakan susu murah yang terjangkau oleh ekonomi rakyat
miskin. Dalam dunia kedokteran ada obat generik yang berharga murah dengan
kualitas yang setara dengan obat komersial. Pemerintah dapat mengulang lagkah
ini dengan memproduksi susu generik, susu murah untuk masyarakat tidak mampu.
Negeri ini dahulu dikenal sebagai negeri
agraris yang kental dengan budaya pertanian, peternakan, dan perikanan. Kini,
negeri ini telah melabeli dirinya sebagai negeri industri meskipun hingga saat
ini belum mampu memberi kemakmuran bagi masyarakat. Program susu murah dapat
terwujud jika pemerintah mau membudayakan kembali bertani, berkebun, dan
beternak.
Susu murah untuk rakyat ini merupakan
sebuah keniscayaan bagi pemerintah guna meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
Susu murah merupakan langkah awal bagi pemerintah guna membiasakan rakyat
negeri zamrud khatulistiwa ini minum susu setiap hari. Kalau harga susu tetap
mahal darimana rakyat mendapat asupan gizi yang sempurna ?
Dalam Al Quran, Allah berfirman, “Dan
Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu
yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya. Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan
dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan” (QS An Nahl : 66 – 67).
[1] Romi Febriyanto
Saputro, S.IP adalah Kasi Pembinaan, Penelitian dan Pengembangan Perpustakaan
(Binalitbang) di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen.
0 Response to "Susu Generik Untuk Rakyat!"
Posting Komentar