Rahasia Kesaktian Pustakawan Istana
-->
Oleh Romi
Febriyanto Saputro*
Dahulu
kala ada suatu kerajaan yang bernama Tesaurus. Rakyat hidup makmur dan sentosa
di bawah perintah Raja Papirus yang adil dan bijaksana.
Namun
suatu saat datanglah serangan tak terduga dari Kerajaan Kolopon yang ingin
menguasai kekayaan alam Kerajaan Tesaurus. Terjadilah pertempuran yang sengit
antara kedua belah pihak. Kerajaan Tesaurus yang tidak siap perang akhirnya
kalah. Raja Papirus dan pengikutnya yang setia terpaksa meninggalkan istana, melarikan
diri ke dalam hutan. Takhta kerajaan pun jatuh ke tangan Diurnarius, Raja
Kolopon yang terkenal sombong, serakah, dan bengis.
“Wahai
pengikut-pengikutku yang setia, tanah air kita telah di duduki oleh musuh,”
sabda Raja Papirus di tempat persembunyiannya.
“Rakyat hidup menderita. Harta benda mereka dirampas dan tenaga mereka
pun diperas. Jangan menangis lagi, kita harus segera mengadakan perlawanan. Kita harus
bangkit kembali”
“Benar, Yang
Mulia, kita harus segera membenahi angkatan perang kerajaan,” usul Patih Rekto.
“Tapi,
kita kehilangan Panglima Gradus,” sahut Sang Senapati. “Lagi pula panglima perang
musuh terlalu sakti, “ sambung hulubalang.
“Kita
tidak boleh putus asa, aku akan segera mengadakan pemilihan panglima perang yang
baru.” kata raja menengahi. “Panglima Gradus adalah panglima sakti mandraguna yang
selama ini dimiliki kerajaan. Tapi,.. ternyata masih kalah sakti dengan
panglima perang musuh,”
“Untuk
itu, pemilihan panglima nanti bisa
diikuti oleh siapa saja. Asalkan memiliki kesaktian yang luar biasa” terang
raja.
“Baiklah, titah Paduka
akan kami umumkan secara diam-diam kepada seluruh rakyat,” jawab Sang Patih.
Secara
sembunyi-sembunyi ajang pemilihan panglima baru pun digelar. Selain para
bangsawan, pemilihan panglima baru juga diikuti oleh para pendekar sakti dari
berbagai perguruan silat.
“Selamat
datang, para pendekar yang aku banggakan,” kata raja memberi sambutan. “Semoga dari arena
pertarungan nanti akan terpilih panglima baru yang sakti mandraguna”
Pertarungan
pun akhirnya dimulai. Masing-masing peserta mengeluarkan jurus andalannya.
Ketika matahari semakin mendekati ufuk barat, peserta yang tersisa tinggal dua
orang. Salah seorang diantaranya sudah cukup dikenal oleh rakyat karena dia adalah Errata murid dari perguruan
silat ternama di Kerajaan Tesaurus.
Namun, yang paling mengejutkan semua orang adalah
lawan Errata. Para penonton mengenalnya hanya
sebagai penjaga Perpustakaan Istana yang tidak pernah dikunjungi oleh rakyat
Tesaurus.
Tapi,
kini semua orang memandang kagum padanya. Jurus-jurusnya sangat beragam, susah
diduga arahnya, dan yang lebih mengherankan hampir semua jurus peserta yang
diperagakan di arena pertarungan itu mampu Ia kuasai dengan baik.
“Siapa
namamu wahai pendekar ?” tanya Raja Papirus. “Armario, Tuanku,…tapi hamba
bukanlah pendekar” jawabnya merendah. “Lalu siapa yang mengajarimu ilmu silat
sehebat itu?” tanya raja makin penasaran. “ Tidak ada Tuanku. Hamba hanya
berguru pada buku-buku di Perpustakaan Istana.”
“Setiap
hari hamba bekerja sebagai pustakawan istana. Di perpustakaan hamba merasa
kesepian karena tidak ada satu pun rakyat Tesaurus yang mau mengunjungi
Perpustakaan Istana. Untuk mengusir rasa
sepi, hamba membaca dan terus membaca, hingga semua buku di perpustakaan telah terbaca.
Termasuk buku-buku silat karya pendekar-pendekar sakti Kerajaan Tesaurus di
masa lampau,” kata Armario membuka rahasia kesaktiannya.
Pertarungan
final untuk mencari panglima terbaik dimulai. Errata melancarkan serangan yang
bertubi-tubi kepada Armario.
Namun
semua serangan itu dapat dipatahkan oleh Armario. Sampai suatu saat, Armario
melancarkan serangan balik yang tidak terduga-duga oleh Errata. Sebuah jurus
pamungkas Armario berhasil melumpuhkan Errata. Armario sang pustakawan istana
keluar sebagai pemenang!
Dalam
waktu yang singkat Panglima Armario berhasil menyusun kembali kekuatan angkatan
perang Kerajaan Tesaurus. Strategi perang yang pernah Ia baca dalam buku
“Strategi Perang Para Leluhur” berhasil diterapkan dengan baik.
Meskipun
berjumlah lebih sedikit, pasukan Kerajaan Tesaurus tak gentar sedikitpun
menghadapi pasukan penjajah. Dalam berbagai medan pertempuran, pasukan penjajah Kerajaan
Kolopon selalu menderita kekalahan. Setelah berjuang tak kenal lelah, akhirnya
Istana Kerajaan Tesaurus berhasil direbut dari tangan musuh. Kerajaan Tesaurus telah merdeka!
“Yang
Mulia Raja Papirus, ada hal penting yang ingin hamba sampaikan kepada Tuanku,”
kata Panglima Armario sebulan setelah kemenangan. “Baik, katakanlah panglima,”
jawab raja.
“Negeri
kita sudah merdeka dan aman sentosa. Untuk itu hamba ingin mengundurkan diri
dari jabatan panglima kerajaan. Hamba ingin kembali menjadi pustakawan istana,
membenahi kembali Perpustakaan Istana yang telah dihancurkan musuh,” kata
Armario memohon.
“Apakah
kamu tidak senang menjadi panglima kerajaan, Armario?” tanya Raja. “Senang,
tuanku, tetapi hamba lebih senang lagi menjadi pustakawan istana. Bergaul
dengan buku dan mengajak rakyat kita untuk gemar membaca” jelas Armario.
“Baiklah,
jika itu sudah menjadi keinginanmu,“ titah Raja mengabulkan permohonan Armario.
Sejak
hari itu, Armario kembali bekerja di Perpustakaan Istana. Rahasia kesaktian
Armario telah menyadarkan rakyat Kerajaan Tesaurus akan arti pentingnya membaca
dan belajar. Hal ini membuat Perpustakaan Istana selalu ramai dikunjungi oleh
rakyat yang haus buku bacaan. Armario
pun tersenyum bahagia.
0 Response to "Rahasia Kesaktian Pustakawan Istana"
Posting Komentar